Jumat, 03 Juni 2016

Di balik adegan kolong meja "Prenjak"

Kredit foto : Ki-ka: Pemeran film "Prenjak"
Pemeran "Prenjak" yang menjadi film pendek terbaik Semaine de la Critique Festival Film Cannes 2016 berbagi cerita di balik adegan kolong meja. 


Di sana, Diah (Rosa Winenggar) mengizinkan rekan kerjanya Jarwo (Yohanes Budyambara) untuk melihat kemaluannya. Di tengah kegelapan, Jarwo hanya boleh menyalakan sebatang korek yang dijual Diah Rp10.000 per batang.



Sutradara Wregas Bhanuteja bekerjasama dengan dua model yang biasa dipotret tanpa busana untuk adegan yang memperlihatkan alat kelamin secara eksplisit. 



Sedangkan Rosa dan Yohanes harus berakting seakan mereka memang melihat alat kelamin masing-masing.



"Saya mencoba berakting sedikit nafsu, yang saya lihat cuma celana biasa," tutur Yohanes pada penonton seusai pemutaran "a href="http://www.antaranews.com/berita/564140/prenjak-semangat-dan-getir-bertahan-hidup?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news">Prenjak" di IFI Jakarta, Kamis (2/6) malam. 



Adegan Jarwo berada di kolong meja harus diulang hingga belasan kali karena banyak kendala teknis. Meja yang sempit diisi oleh belasan kru. Panas, pengap, hingga keringat Yohanes bercucuran.



"Ada kru pemegang tisu juga," seloroh Yohanes.



Ada saja alasan untuk mengulang adegan, mulai dari suara yang tidak terekam, hingga korek api yang kerap padam. 



"Saya juga harus menahan posisi (duduk mengangkang) lama, karena dia (Yohanes) lama," imbuh Rosa.



Rosa dan Yohanes adalah kawan dari sutradara Wregas yang awalnya diajak bermain tanpa honor. Wregas meminta mereka untuk menjadi diri sendiri karena penokohan dalam film ditulis berdasarkan karakter keduanya. 



"Saya sudah kenal dari SMA, jadi saat diajak, ya sudah tidak apa-apa," kata Rosa yang baru kali ini berakting di depan kamera.



Bagi Yohanes, ini adalah kali keduanya bermain dalam film Wregas setelah "Lembusura" (2014). 



Prenjak" adalah film pendek kelima Wregas Bhanuteja, setelah "Senyawa", "Lembusura", "Lemantun" dan "Floating Chopin". 


"Lembusura" berkompetisi dalam Berlinale Shorts Competition 2015 Festival Film Berlin juga Festival Film Internasional Hong Kong 2015. 


"Lemantun" meraih Film Pendek Fiksi Terbaik CCI Short Film Festival 2015 dan Film Pendek Terbaik Apresiasi Film Indonesia 2015. Sementara "The Floating Chopin" mengikuti kompetisi Festival Film Internasional Hong Kong 2016.

Related Posts

Di balik adegan kolong meja "Prenjak"
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.