Kredit Foto : Ahok |
Gubernur DKI Jakarta "Basuki Tjahaja Purnama" telah memutuskan untuk maju di Pilgub DKI 2017 mendatang melalui independen. Dengan bantuan dari teman Ahok untuk mengumpulkan syarat dukungan KTP, Ahok pun pede untuk bertarung memperebutkan kursi orang nomor satu di DKI itu.
Kemarin, Ahok mengungkapkan alasannya memilih jalur independen. Salah satunya akibat ulah dari PDIP. Padahal sebelumnya, Ahok mengaku sempat ingin maju melalui jalur partai politik, namun hal tersebut diurungkan. Lantas apa ulah PDIP yang dimaksud Ahok?
Mantan politikus Gerindra ini menjelaskan saat terjadi perseteruan antara dirinya dengan DPRD DKI terkait pembahasan APBD 2014, PDIP ikut menandatangani hak angket. Hal ini membuatnya kecewa dan akhirnya menjadi titik balik sikap politiknya.
"Sekarang ada Teman Ahok yang berjuang setengah mati kumpulin KTP, dari awal juga saya sudah ada PDIP yang pasti enggak perlu koalisi kok. Tapi tiba-tiba waktu itu kan ribut di DPRD nih, tiba-tiba semua nyerang saya, PDIP juga ikut tanda tangan mau impeachment, pemakzulan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/5).
Kemarin, Ahok mengungkapkan alasannya memilih jalur independen. Salah satunya akibat ulah dari PDIP. Padahal sebelumnya, Ahok mengaku sempat ingin maju melalui jalur partai politik, namun hal tersebut diurungkan. Lantas apa ulah PDIP yang dimaksud Ahok?
Mantan politikus Gerindra ini menjelaskan saat terjadi perseteruan antara dirinya dengan DPRD DKI terkait pembahasan APBD 2014, PDIP ikut menandatangani hak angket. Hal ini membuatnya kecewa dan akhirnya menjadi titik balik sikap politiknya.
"Sekarang ada Teman Ahok yang berjuang setengah mati kumpulin KTP, dari awal juga saya sudah ada PDIP yang pasti enggak perlu koalisi kok. Tapi tiba-tiba waktu itu kan ribut di DPRD nih, tiba-tiba semua nyerang saya, PDIP juga ikut tanda tangan mau impeachment, pemakzulan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/5).
Seperti diketahui, hak angket itu bermula saat DPRD DKI mempermasalahkan pilihan Ahok yang menggunakan konsep e-budgeting dalam penyusunan APBD. Ahok sendiri bermaksud menggunakan konsep e-budgeting tersebut buat menciptakan transparansi anggaran.
DPRD DKI lantas menganggap Ahok telah melakukan pelanggaran serius karena tidak mengirimkan Raperda APBD DKI 2015 yang menjadi usulan bersama anggota DPRD dan Pemprov DKI.
Sementara itu, menurut Ahok, program e-budgeting dalam APBD DKI merupakan program sejak zaman Jokowi menjadi Gubernur DKI, sehingga harus tetap dijalankan.
Ahok melanjutkan, setelah peristiwa perseteruannya dengan DPRD DKI, Ahok lantas bertemu dengan beberapa anak muda yang siap untuk mendukungnya dalam melakukan pengumpulan syarat maju independen. Kumpulan anak muda ini kemudian dikenal dengan nama Teman Ahok.
Ahok pun mencoba mengetes Teman Ahok. Dia meminta kepada para relawan itu untuk mengumpulkan sebanyak 1 juta KTP.
"Lalu saya juga memberat mereka, 'Sejuta ya? Kalau enggak sejuta enggak usah ngomong dulu sama saya nih' lalu kapan mulai ngomong? Waktu sudah capai 500 ribu sekian, sudah bisa nyalon waktu itu," katanya.
Lebih lanjut Ahok menceritakan, keputusan maju dari jalur independen diambil setelah melakukan pembicaraan dengan Teman Ahok. Ahok menanyakan kepada para relawan Teman Ahok soal ada tidaknya kemungkinan dirinya akan diusung PDIP.
Namun Teman Ahok justru memintanya tak mengharapkan PDIP. Alasannya, mereka takut Ahok dibohongi.
"Ketika saya bilang, bagaimana kalau PDIP yang mengusung saya? 'Waduh jangan pak, kalau ternyata dibohongin bagaimana pak? Kami enggak bisa nolong bapak lagi loh pak. Kan ini mesti satu bulan di depan (pendaftaran calon independen lebih awal dibandingkan calon yang diusung partai)'," kata Ahok.
Meski demikian, Ahok membantah jika disebut Teman Ahok melarangnya menerima dukungan parpol. Sebab menurutnya, lebih dari 50 persen relawan Teman Ahok tak keberatan jika dirinya didukung PDIP.
"Sekarang yang jadi pertanyaan mereka, apakah benar-benar sungguh-sungguh mereka (PDIP) itu mau ngusung saya? Kalau enggak gimana? Lewat dong," jelasnya.
DPRD DKI lantas menganggap Ahok telah melakukan pelanggaran serius karena tidak mengirimkan Raperda APBD DKI 2015 yang menjadi usulan bersama anggota DPRD dan Pemprov DKI.
Sementara itu, menurut Ahok, program e-budgeting dalam APBD DKI merupakan program sejak zaman Jokowi menjadi Gubernur DKI, sehingga harus tetap dijalankan.
Ahok melanjutkan, setelah peristiwa perseteruannya dengan DPRD DKI, Ahok lantas bertemu dengan beberapa anak muda yang siap untuk mendukungnya dalam melakukan pengumpulan syarat maju independen. Kumpulan anak muda ini kemudian dikenal dengan nama Teman Ahok.
Ahok pun mencoba mengetes Teman Ahok. Dia meminta kepada para relawan itu untuk mengumpulkan sebanyak 1 juta KTP.
"Lalu saya juga memberat mereka, 'Sejuta ya? Kalau enggak sejuta enggak usah ngomong dulu sama saya nih' lalu kapan mulai ngomong? Waktu sudah capai 500 ribu sekian, sudah bisa nyalon waktu itu," katanya.
Lebih lanjut Ahok menceritakan, keputusan maju dari jalur independen diambil setelah melakukan pembicaraan dengan Teman Ahok. Ahok menanyakan kepada para relawan Teman Ahok soal ada tidaknya kemungkinan dirinya akan diusung PDIP.
Namun Teman Ahok justru memintanya tak mengharapkan PDIP. Alasannya, mereka takut Ahok dibohongi.
"Ketika saya bilang, bagaimana kalau PDIP yang mengusung saya? 'Waduh jangan pak, kalau ternyata dibohongin bagaimana pak? Kami enggak bisa nolong bapak lagi loh pak. Kan ini mesti satu bulan di depan (pendaftaran calon independen lebih awal dibandingkan calon yang diusung partai)'," kata Ahok.
Meski demikian, Ahok membantah jika disebut Teman Ahok melarangnya menerima dukungan parpol. Sebab menurutnya, lebih dari 50 persen relawan Teman Ahok tak keberatan jika dirinya didukung PDIP.
"Sekarang yang jadi pertanyaan mereka, apakah benar-benar sungguh-sungguh mereka (PDIP) itu mau ngusung saya? Kalau enggak gimana? Lewat dong," jelasnya.
[noe]
Takut Kecewa Dan Di Bohongi PDIP , Ahok Milih Jalur Independen
4/
5
Oleh
bellacantik888